merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Gajayana Malang yang bergerak di bidang Fotografi

Wednesday, April 11, 2018

Dasar-Dasar Kamera #18: Manual Exposure (M mode)

Jika Anda ingin mengontrol aperture serta kecepatan rana, gunakan mode Manual exposure (Pencahayaan manual). Mungkin ini mode yang cukup tangguh untuk dikuasai oleh pemula, tetapi juga bisa sangat nyaman untuk menghasilkan maksud pembidikan tertentu. Pada artikel terakhir dalam serial Dasar-Dasar Kamera ini, kita akan mencermati mode ini, dan bisa digunakan untuk apa saja.
Visual Manual exposure

Mode Manual exposure: Anda dapat menetapkan dan mengunci kecerahan gambar seperti yang diinginkan

Hal yang perlu dicatat
- Anda memutuskan mengenai kecepatan rana, dan aperture.
- Pengaturan kecerahan tetap sama setelah Anda menetapkannya.
- Mode ini lebih memudahkan untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dan maksud pemotretan Anda.
Seperti yang kita pelajar pada 2 artikel terdahulu, dalam mode Aperture-priority AE dan Shutter-priority AE, pengguna menetapkan aperture/kecepatan rana secara manual, dan kamera secara otomatis menghitung lalu menetapkan pengaturan sisanya yang akan memberikan pencahayaan yang optimal. Namun demikian, dalam mode Manual exposure, baik aperture maupun kecepatan rana, keduanya ditetapkan oleh pengguna, dan direfleksikan dalam gambar—kamera tidak secara otomatis menetapkan pengaturan pencahayaan apa pun.
Dalam hal ini, pengaturan mode Manual exposure tidak akan terpengaruh oleh keseluruhan kecerahan kondisi pemotretan—kecuali, kalau Anda menyesuaikannya sendiri. Keuntungan terbesar dari hal ini yaitu, jika Anda memutuskan untuk mengubah komposisi Anda dan ini menyebabkan perubahan pada keseimbangan kecerahan antara subjek utama dan latar belakang, subjek utama tetap masih bisa dibidik, sama cerahnya seperti sebelum Anda mengubah komposisinya. Hal ini membuat mode Manual exposure sangat berguna untuk pemandangan yang memiliki kecerahan yang sangat kontras, untuk bidikan potret wajah pada cahaya latar, dan juga apabila Anda ingin dengan sengaja membuat gambar Anda lebih cerah (atau lebih gelap).

Sebagai pengguna pemula, adalah hal yang wajar jika merasa kewalahan atau bingung dengan semua pengaturan manual. Akan sangat membantu apabila memiliki pemahaman yang baik mengenai, bagaimana
 aperture dan kecepatan rana berkaitan dengan pencahayaan. Setelah menguasainya, Anda akan dapat secara cepat membidik, karena Anda tidak perlu menggunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk menyesuaikan kecerahan setiap kali Anda membidik.Yang menjadi kunci untuk memperkirakan pengaturan dalam mode Manual exposure (Pencahayaan manual) adalah, memiliki gambaran yang jelas mengenai maksud pemotretan Anda. Jika ingin menciptakan efek bokeh, putuskan terlebih dulu pengaturan aperture, jika ingin gambar yang memotret suatu aksi dengan cara tertentu, putuskan terlebih dulu kecepatan rana Anda. Setelah semua ini selesai dilakukan, gunakan indikator level pencahayaan di viewfinder untuk membantu Anda menentukan nilai yang akan ditetapkan untuk pengaturan lainnya. Jika menggunakan kamera EOS seri-M yang tidak memiliki viewfinder optik, Anda bisa menampilkan indikator level pencahayaan di layar LCD, dan menggunakannya untuk membantu Anda menentukan pencahayaan yang akan digunakan.

Dial mode kamera
Dial mode pada kamera Anda
Untuk menggunakan mode Manual exposure, putar dial mode kamera ke [M].

Dial mode kamera
Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
A: Shutter Speed (Kecepatan Rana)
B: Pengaturan Aperture (f-number)
Fotografer menetapkan aperture dan kecepatan rana
Fotografer menetapkan aperture dan kecepatan rana. Terlebih dulu, tetapkan nilai untuk salah satunya. Kemudian, gunakan indikator level pencahayaan di viewfinder untuk membantu Anda menetapkan nilai untuk yang lainnya.

Cek indikator level pencahayaan untuk mengoreksinya
Untuk mengecek pencahayaan yang tepat, manfaatkan indikator level pencahayaan di viewfinder (atau tampilkan di layar LCD). Anda bisa menyesuaikan ke arah positif (+) untuk pencahayaan yang lebih cerah, dan ke arah negatif (-) untuk pencahayaan yang lebih gelap. Menetapkan level pada '0' memberi Anda pencahayaan yang tepat.
Saran: Gunakan kecepatan ISO tetap 
Apabila memotret dalam mode Manual exposure (Pencahayaan manual), Anda dianjurkan untuk menggunakan kecepatan ISO tetap. Dewasa ini, kamera baru cenderung memiliki 'ISO Auto' sebagai pengaturan ISO default, tetapi jika Anda menggunakan itu apabila melakukan pencahayaan manual, hal ini mungkin meniadakan efek yang Anda ingin capai dengan pengaturan aperture dan kecepatan rana manual. Pertama, tetapkan dulu ISO 100, dan jika pengaturan aperture dan kecepatan rana yang sudah Anda tetapkan tidak berhasil dengan baik, tala secara halus kecepatan ISO lebih jauh sampai Anda menemukan sesuatu yang bekerja dengan baik.
Layar ISO 100

Contoh penggunaan #1: Apabila pemandangannya termasuk adegan di dalam ruangan dan di luar ruangan, dan Anda ingin menyeimbangkan kecerahannya

Bidikan foto dengan mode Manual exposure pada EOS 5D Mark III
EOS 5D Mark III / EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/3.5, 1/60 det.)/ ISO 640/ WB: Daylight
Apabila Anda ingin menyertakan pemandangan di dalam ruangan yang gelap dan di luar ruangan yang lebih cerah dalam bingkai yang sama, akan terlihat kecerahan yang sangat kontras, dan di sinilah mode Manual exposure berperan. Anda bisa menala secara halus kombinasi pengaturan aperture-kecepatan rana untuk memastikan kecerahan yang berimbang pada bagian pemandangan di dalam ruangan dan di luar ruangan.


Bidikan foto dengan mode Manual exposure pada EOS 6D

Contoh penggunaan #2: Untuk memastikan kecerahan yang mencukupi pada wajah subjek apabila memotret wajah pada cahaya latar

EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Manual exposure (f/4, 1/125 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight
Memotret dalam cahaya latar akan menyebabkan wajah orang menjadi gelap. Gunakan mode Manual exposure untuk memastikan bahwa pencahayaan yang tepat terukur berdasarkan wajah subjek, dan Anda akan dapat membidik pada pencahayaan yang sama tanpa terpengaruh oleh perbandingan kecerahan/kegelapan latar belakang.

Contoh penggunaan #3: Untuk membidik lebih cerah (atau lebih gelap) yang disengaja
 
Bidikan foto dengan mode Manual exposure pada EOS 6D
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Manual exposure (f/4, 1/20 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight
Apabila Anda membidik dengan mode Program, Shutter-priority dan Aperture-priority, Anda menggunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk mengontrol kecerahan. Tetapi ada batasannya, seberapa banyak kompensasi pencahayaan yang bisa Anda terapkan, walaupun kisaran aktual berbeda-beda di antara model kamera. Untuk bisa lebih mengontrol kecerahan apabila Anda ingin secara sengaja menangkap gambar yang lebih cerah/lebih gelap, sebaiknya menggunakan mode Manual exposure. Dengan cara ini, Anda bisa dengan mudah mendapatkan penampilan yang Anda bayangkan.

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin
Read More

Dasar-Dasar Kamera #17: Shutter-priority AE (TV mode)

Mode Shutter-priority AE adalah mode pemotretan yang berguna apabila Anda ingin 'membekukan' subjek dalam aksinya, atau sebaliknya, memotret subjek bergerak dengan buram gerakan. Lanjutkan membaca untuk mengetahui, bagaimana Anda bisa menggunakannya! 
Visual Shutter-priority AE

Mode Shutter-priority AE: Di mana Anda bisa mengontrol, bagaimana gerakan subjek ditangkap

Hal yang perlu dicatat
- Anda memutuskan kecepatan rana, dan kamera menetapkan pengaturan aperture (f-number) yang sesuai.
- Kisaran kecepatan rana yang bisa Anda pilih, bervariasi di antara kamera.
Mode Shutter-priority AE adalah mode pemotretan yang memungkinkan Anda mengontrol bagaimana pergerakan subjek Anda ditangkap. Dengan memilih kecepatan rana yang Anda sukai, Anda bisa dengan mudah 'membekukan' subjek yang bergerak dengan kecepatan rana pesat, misalnya, atau menciptakan buram gerakan dengan kecepatan rana lambat.
Apabila menetapkan kecepatan rana pilihan Anda dalam mode Shutter-priority AF, kamera secara otomatis menetapkan pengaturan aperture yang akan menghasilkan pencahayaan optimal. Kisaran kecepatan rana yang tersedia bagi Anda, tergantung pada model kamera Anda.
Jadi, bagaimana Anda memilih kecepatan rana yang akan digunakan? Pertama, amati secara dekat pergerakan subjek Anda, kemudian memutuskan, apakah Anda ingin 'membekukan' subjek yang bergerak dalam foto Anda, atau menegaskan pergerakan dengan buram gerakan. 
Jika Anda berencana menggunakan kecepatan rana lambat, ini berarti, bahwa banyak cahaya yang akan memasuki sensor, yang juga membuatnya bagus untuk pemotretan dalam suasana redup sebagai foto malam. Kecepatan rana lambat juga bagus untuk menangkap pergerakan cahaya, jadi Anda bisa menggunakannya untuk menciptakan jejak cahaya dari kendaraan atau pesawat udara yang bergerak.

Dial mode kamera
Dial mode pada kamera Anda
Untuk menggunakan mode Shutter-priority AE, putar dial mode kamera ke [Tv].

Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
A: Shutter Speed (Kecepatan Rana)
B: Pengaturan Aperture (f-number)
Fotografer menetapkan kecepatan rana. Kamera menetapkan aperture. 
Setelah Anda menetapkan kecepatan rana, kamera akan secara otomatis menetapkan pengaturan aperture yang sesuai. Jika Anda menetapkan kecepatan rana yang pesat, Anda akan dapat "menghentikan" subjek dalam gerakannya. Jika Anda menetapkan kecepatan rana lambat, Anda akan dapat menciptakan buram gerakan dalam foto Anda.

Layar ISO AUTO
Jika pencahayaannya tidak tepat seperti yang Anda harapkan...
Dalam mode Shutter-priority AE, apabila Anda sudah menetapkan kecepatan rana, kisaran f-number yang kemungkinan bisa ditetapkan kamera untuk Anda, tergantung pada lensa yang terpasang. Jika Anda melihat bahwa pencahayaan tidak begitu sesuai dalam bidikan yang sudah Anda ambil, Anda bisa mencoba menyesuaikan kecepatan ISO untuk memperbaikinya.
- Jika foto terlalu gelap: Tingkatkan kecepatan ISO
- Jika foto terlalu cerah: Turunkan kecepatan ISO

Contoh penggunaan #1: Untuk 'membekukan' dan menangkap momen yang menentukan

Foto percikan air, dibidik dengan kecepatan rana yang pesat pada EOS 6D
EOS 6D / EF70-200mm f/4L IS USM/ FL: 169mm/ Shutter-priority AE (f/4, 1/2000 det., EV+0,3)/ ISO 125/ WB: Daylight
Untuk membekukan dan menangkap subjek yang dinamis,seperti pancaran air dari air mancur, pada momen yang tepat, Anda memerlukan kecepatan rana yang pesat. Cobalah menggunakan, minimal 1/500 detik.

Contoh penggunaan #2: Untuk menciptakan buram gerakan yang mengesankan kecepatan
 
Gambar dengan buram gerakan, dibidik dengan kecepatan rana lambat pada EOS 6D
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 95mm/ Shutter-priority AE (f/9, 1/8 det., EV+0,7)/ ISO 100/ WB: Daylight
Menciptakan buram gerakan dari subjek yang bergerak, memberikan kesan kecepatan pada gambar. Untuk bidikan ini, saya menggunakan kecepatan rana lambat 1/8 detik untuk menangkap derasnya aliran air. Semakin kuat buram gerakannya, semakin pesat kesan kecepatan dan kegairahanya.

Contoh penggunaan #3: Untuk menangkap pemandangan yang tidak terlihat secara kasat mata
 
Foto dengan pencahayaan lama 30 detik, dibidik dengan EOS 6D
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/22, 30 det., EV-2,0)/ ISO 100/ WB: Daylight
Untuk mendapatkan gambar , saya membidik komedi putar yang sedang bergerak dengan pencahayaan 30 detik. Dengan menggunakan pencahayaan yang lama seperti ini, memungkinkan Anda menangkap cahaya yang bergerak sebagai jejak cahaya berkesinambungan, menghasilkan foto yang menunjukkan kepada Anda, suatu dunia baru yang tidak nyata, yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.

Saran bonus: Gunakan tripod untuk mencegah goyangan kamera
 
Untuk contoh #2 dan #3 di atas, kuncinya adalah, menggunakan kecepatan rana lambat untuk hanya memburamkan subjek yang bergerak. Namun demikian, kecepatan rana lambat membuat gambar lebih mudah mengalami goyangan kamera, khususnya apabila Anda memotret sambil menggenggam kamera. Untuk menghindari bidikan yang rusak, gunakan tripod bilamana memungkinkan. 

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin
Read More

Dasar-Dasar Kamera #16: Aperture-priority AE

Ingin menciptakan foto dengan buram latar belakang nan indah (efek bokeh), atau memastikan bahwa segalanya dalam gambar tetap dalam fokus? Mode Aperture-priority AE adalah mode yang nyaman digunakan untuk memperoleh efek mode itu. Mari kita cermati mode ini lebih rinci.
Visual Aperture-priority AE

Mode Aperture-priority AE: Memungkinkan Anda untuk menyesuaikan kadar efek bokeh

Hal yang perlu dicatat
- Anda memutuskan f-number, dan kamera menetapkan kecepatan rana yang sesuai.
- Kisaran f-number yang bisa Anda tetapkan, bergantung pada lensa yang digunakan.
Mode Aperture-priority AE adalah mode pemotretan yang berguna apabila Anda ingin menciptakan efek bokeh dalam foto, atau memastikan bahwa segalanya dalam bingkai terfokus. Ini karena mode tersebut memberi Anda kendali pada pengaturan aperture (f-number), yang merupakan kunci utama untuk menyesuaikan kadar buram latar belakang (efek bokeh), dan area gambar yang tampak terfokus.
Dalam mode Aperture-priority AE, fotografer menetapkan f-number ke nilai yang ia yakin ideal untuk gambar yang ingin diciptakannya. Selanjutnya, kamera secara otomatis menetapkan kecepatan rana yang dianggap akan menghasilkan pencahayaan yang sesuai untuk f-number yang ditentukan pengguna.

Hasilnya, f-number kecil pada aperture yang lebih lebar. Area gambar yang tampak dalam fokus akan menjadi lebih kecil, karena depth of filed yang lebih dangkal, tetapi ini berarti, bahwa Anda bisa menciptakan efek bokeh di depan dan/atau di belakang area yang muncul dalam fokus. Sebaliknya, f-number yang besar menghasilkan aperture yang lebih sempit. Area gambar yang lebih besar akan tampak dalam fokus, akibat depth of field yang lebih dalam, dan ini memungkinkan Anda menciptakan foto yang mana segalanya dalam bingkai terfokus. 
f-number terkecil dan terbesar yang bisa Anda tetapkan bergantung pada lensa Anda, tetapi pada umumnya, lensa prima cenderung memungkinkan Anda menetapkan f-number yang lebih kecil dari yang ditetapkan oleh lensa zoom.
Apabila menggunakan mode Aperture-priority AE, harap perhatikan, bahwa jika Anda menetapkan f-number yang terlalu besar, kecepatan rana akan melambat dan meningkatkan kemungkinan goyangan kamera. Untuk mengimbangi hal itu, manfaatkan mode ISO Auto.

Dial mode kamera 
Dial mode pada kamera Anda
Untuk menggunakan mode Aperture-priority AE, putar dial mode kamera ke [Av].

Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
A: Shutter Speed (Kecepatan Rana)
B: Pengaturan Aperture (f-number)
Fotografer menetapkan aperture. Kamera menetapkan kecepatan rana
Setelah Anda menetapkan f-number, kamera akan secara otomatis menetapkan kecepatan rana yang sesuai. f-number kecil akan memberi Anda efek bokeh yang lebih hebat dan membuai, sedangkan f-number besar akan meningkatkan area gambar yang tampak dalam fokus.

Contoh penggunaan #1: Untuk menciptakan efek bokeh yang membuai di latar belakang

Bidikan foto dengan mode Aperture-priority AE pada EOS 5D Mark III
EOS 5D Mark III / EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/40 det., EV+0,7)/ ISO 125/ WB: Auto
Menciptakan efek bokeh di latar belakang, membuat subjek yang Anda inginkan menonjol dari segala yang ada di sekelilingnya. Apabila melakukan ini, gunakan f-number yang sekecil mungkin untuk mendapatkan efek yang membuai. Saran bonus: Untuk efek yang lebih membuai, hampiri lebih dekat subjek yang Anda inginkan untuk men-defokus latar belakang lebih jauh lagi.

Contoh penggunaan #2: Apabila Anda ingin segalanya dalam gambar tampak dalam fokus
 
Bidikan foto dengan mode Aperture-priority AE pada EOS 5D Mark III
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/50 det., EV-0.3)/ ISO 100/ WB: Auto
Khususnya, apabila terdapat banyak jarak di antara elemen dalam bingkai yang terdekat dengan Anda, dan yang paling jauh dari Anda, tetapkan f-number ke angka yang lebih besar untuk memastikan semua elemen tampak dalam fokus. Pada umumnya, yang ideal adalah f/8 hingga f/16. Ini juga membantu jika Anda membidik subjek Anda dari jarak jauh.

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin
Read More

Dasar-Dasar Kamera #15: Program AE

Mode Program AE, mode semi-otomatis, yaitu bilamana kamera secara otomatis menetapkan nilai aperture dan kecepatan rana, sehingga Anda dapat secara cepat menangkap peluang foto yang muncul tiba-tiba, dan tetap masih bisa mengontrol kreatif pada pengaturan lainnya, seperti white balance.
Visual Program AE

Program AE: Mode arahkan dan bidik, yaitu bilamana kamera menentukan nilai aperture dan kecepatan rana

Hal yang perlu dicatat
- Kamera memutuskan keduanya, nilai aperture dan kecepatan rana.
- Sungguh bagus untuk menangkap peluang menekan rana yang tiba-tiba dan tidak terduga.
- Berbeda dengan mode yang sepenuhnya otomatis, Anda masih bisa mengubah pengaturan lainnya, seperti white balance (WB) dan kompensasi pencahayaan.
Memang, ini bisa sangat menyenangkan, bereksperimen dengan pengaturan kecepatan rana dan nilai aperture yang berbeda-beda, tetapi, untuk menemukan kombinasi sempurna, kerap memerlukan waktu cukup lama dan bisa menyebabkan Anda melewatkan peluang foto. Namun, mereka yang juga ingin mempertahankan sebagian kontrol kreatif pada hasil foto, mungkin merasa dibatasi oleh mode pemotretan otomatis sepenuhnya. Pada saat itulah mode Program AE bisa digunakan secara praktis. Dalam mode ini, kamera secara otomatis menentukan dan menetapkan kombinasi nilai aperture-kecepatan rana yang optimal, sehingga ideal jika Anda harus membidik cepat untuk menangkap peluang foto yang tidak terduga. Jika Anda menggunakannya bersama dengan pengaturan ISO Auto, Anda juga bisa membidik langsung sambil menggenggam kamera dengan goyangan minimal.
Lalu, apa bedanya dengan mode otomatis penuh, seperti Scene Intelligent Auto? Scene Intelligent Auto ditargetkan ke pengguna pemula, sehingga kamera secara otomatis menetapkan hampir semua pengaturan bidik, seperti fungsi AF dan mode metering (pengukuran), untuk mengurangi risiko bidikan gagal. Oleh karenanya, kustomisasi pada mode ini agak terbatas bagi mereka yang ingin memiliki keleluasaan untuk menciptakan ekspresi kreatif. Sebaliknya, mode Program AE, hanya mengambil-alih pengaturan aperture dan kecepatan rana. Anda tetap bisa menyesuaikan pengaturan white balancePicture Style, dan kompensasi pencahayaan, untuk merefleksikan maksud pemotretan Anda dengan lebih baik. 
Satu hal yang membedakan mode Program AE dari mode Aperture-priority AE, yaitu, bilamana Anda menetapkan nilai aperture, dan mode Shutter-priority AE, bilamana Anda menetapkan kecepatan rana. Program itu mungkin memilih kombinasi nilai aperture-kecepatan rana yang berbeda dari maksud pemotretan Anda. Jika itu terjadi, dan Anda tidak senang dengan hasilnya, Anda bisa menyimpan pencahayaan yang “tepat” dan secara bebas mengubah kombinasi pengaturan aperture dan kecepatan rana. Ini disebut “program shift” (pergeseran program).

Dial mode kamera
Dial mode pada kamera Anda
Untuk menggunakan mode Program AE, putar dial mode kamera sampai tanda panah menunjuk ke [P].

Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
Layar Quick Control (Kontrol Cepat)
A: Shutter Speed (Kecepatan Rana)
B: Aperture
Dalam mode [P], kamera secara otomatis menetapkan keduanya, aperture dan kecepatan rana
Kamera mendeteksi kecerahan subjek, menganalisisnya, kemudian secara otomatis menetapkan kecepatan rana dan nilai aperture yang dianggap "tepat" untuk pemandangannya. Jika pencahayaan ini tidak seperti yang Anda inginkan, Anda bisa menggunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk mengubahnya.

Contoh penggunaan #1: Apabila menangkap latar belakang yang terang benderang

Bidikan foto dengan mode Program AE pada EOS 5D Mark III
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Program AE (f/9, 1/200 det., EV+0,3)/ ISO 100/ WB: Daylight
Anggaplah Anda ingin mengambil bidikan langsung lanskap yang berada di kejauhan. Karena kualitas bokeh tidak menjadi masalah untuk bidikan tersebut, mode Program AE akan merupakan pilihan bagus untuk mode pemotretan. Bahkan, jika ada banyak awan di langit, Anda bisa tenang, karena kamera akan menetapkan kecepatan rana optimal dan pengaturan nilai aperture untuk pencahayaan yang ideal, tetapi masih bisa menerapkan kompensasi pencahayaan dan menyesuaikan white balance jika perlu.

Contoh penggunaan #2: Untuk menangkap peluang menekan rana yang tidak terduga

Bidikan foto dengan mode Program AE pada EOS 6D
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Program AE (f/4, 1/100 det., EV+0,3)/ ISO 125/ WB: Daylight
Dengan mode Program AE, Anda hanya perlu menekan tombol rana untuk mendapatkan foto yang cukup cantik. Karena itu, Anda bisa menangkap gambar yang muncul sesaat secara persis, misalnya, ekspresi berkedip-dan-kesempatan-berlalu pada wajah subjek yang bergerak.

Contoh penggunaan #3: Apabila Anda ingin menghindari goyangan kamera genggam

Bidikan foto dengan mode Program AE pada EOS 5D Mark III
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 50mm/ Program AE (f/4.5, 1/100 det., EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Daylight
Dalam mode Program AE, kamera secara otomatis memilih kecepatan rana yang paling baik untuk mengurangi goyangan kamera. Mengombinasikan ini dengan mode ISO Auto, akan lebih banyak mengurangi risiko goyangan kamera.

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin
Read More

Dasar-Dasar Kamera #14: Posisi dan Sudut

Dua elemen yang sangat besar pengaruhnya pada hasil foto Anda adalah posisi dan sudut. Karena keduanya begitu berdampak, maka dengan memvariasikan keduanya akan memastikan bahwa Anda akan dapat memperoleh efek berbeda dalam foto Anda. Berikut ini, kita akan menelaah 3 hal, masing-masing berkenaan dengan posisi dan sudut. 

Posisi: Kedataran Anda memegang kamera
Sudut: Derajat sudut kamera yang menghadap subjek

Hal yang perlu dicatat
- Anda bisa mengubah komposisi foto berdasarkan posisi dan sudut.
- Tentukan posisi sebelum memilih sudut.
Posisi mengacu ke ketinggian kamera secara relatif dari bumi. Memegang kamera pada posisi normal, pada ambang batas mata Anda dikenal sebagai ‘eye-level position’ (posisi level mata), memegang kamera pada posisi yang lebih tinggi dari level mata dirujuk sebagai ‘high position’ (posisi tinggi), dan memegang kamera pada level rendah, misalnya saat Anda jongkok, dikenal sebagai ‘low position’ (posisi rendah).
Sudut mengacu ke derajat arah kamera ke subjek. Memegang kamera pada level horizontal ke subjek dikenal sebagai ‘eye-level angle’ (sudut level mata), memegang kamera menghadap ke bawah dikenal sebagai ‘high angle’ (sudut tinggi), dan memegang kamera menghadap ke atas dikenal sebagai ‘low angle’ (sudut rendah).
Sewaktu Anda memotret, pertama-tama, amati subjek Anda secara menyeluruh sebelum memutuskan posisi pembidikannya. Berikutnya, pikirkan mengenai sudutnya. Dengan memvariasikan secara signifikan posisi dan sudut pemotretan, Anda akan mendapatkan komposisi yang berbeda-beda dari yang mungkin sudah Anda miliki sebelumnya. Untuk menonjolkan kualitas subjek yang paling memikat, Anda perlu mendekatinya dari sudut pandang yang berbeda-beda dan memvariasikan posisi serta sudut pemotretan.

Posisi


High Position (Posisi tinggi)
Pegang kamera pada posisi tinggi dengan mengangkat lengan Anda di atas level mata, atau naik ke posisi yang lebih tinggi dengan bantuan pijakan kaki atau platform. Pada posisi pemotretan ini, Anda dapat menangkap lebih jauh ke latar belakang. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut tinggi, akan menciptakan perspektif yang tegas.

Eye-level position (Posisi level mata)
Ini adalah posisi pemotretan standar pada ketinggian di mana Anda melihat ke viewfinder sambil berdiri. Karena posisi ini menghasilkan foto yang hanya menangkap apa yang Anda lihat, maka akan menyampaikan bidikan gambar yang paling realistis. Namun demikian, hal ini akan terasa monoton apabila semua gambar diambil dari posisi ini.

Low position (Posisi rendah)
Inilah posisi di mana Anda memegang kamera pada posisi yang lebih rendah dari level mata Anda. Karena pada posisi ini bisa menangkap pandangan berbeda dari yang biasanya Anda lihat, maka, akan menghasilkan foto yang sangat bagus dan menawan. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut rendah akan memperkuat efek ini.

Sudut


High angle (Sudut tinggi)
Pada Sudut ini, Anda bisa memiringkan kamera ke bawah, menghadap ke subjek yang juga dirujuk sebagai bird’s eye view (pandangan dari udara). Karena sudut ini menangkap subjek secara keseluruhan, maka akan menghasilkan gambar yang deskriptif, yang secara jelas menangkap keadaan di sekeliling seperti yang Anda lihat. Karena posisi pijakan cenderung membentuk latar belakang pada gambar, Anda dapat menyesuaikan pilihan latar belakangnya.

Eye-level angle (Sudut level mata)
Ini adalah sudut pemotretan standar, di mana Anda memegang kamera sama tinggi dengan level mata Anda tanpa memiringkan kamera. Saat Anda memotret pada level mata yang sama seperti subjek, yaitu level yang sama seperti penglihatan normal pada manusia, hasil foto akan tampak wajar dan akrab, serta memiliki kesan stabil.

Low angle (Sudut rendah)
Inilah sudut di mana Anda mengarahkan kamera ke atas pada subjek. Apabila memotret subjek tinggi atau jangkung dari sudut rendah, ini menciptakan kesan kedalaman dan intimidasi, yang memungkinkan Anda menggambarkan kehadiran dan intensitas subjek. Karena langit biasanya membentuk latar belakang, maka akan mudah menyesuaikan komposisi foto.


Konsep Terkait: Perubahan perspektif
 
(Kiri)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/30 det., EV+0,3)/ ISO 160/ WB: Auto
Memotret pada posisi eye-level (level mata)
Pada posisi ini, penahan jembatan tampak lebih pendek dan kehilangan kesan kedalamannya, yang menghasilkan gambar netral dan tidak menyampaikan intensitas yang sangat kuat.
(Kanan)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/40 det., EV+0,3)/ ISO 200/ WB: Auto
Memotret pada low position (posisi rendah)
Ini diambil dari posisi jongkok pada level mata tanpa mengubah sudutnya. Karena pada posisi ini membuat penahan jembatan tampak lebih jauh dari depan ke belakang, ini menyampaikan kesan kedalaman.

(Kiri)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/40 det., EV+0,7)/ ISO 500/ WB: Daylight
Memotret pada eye-level angle (sudut level mata)
Memotret pada sudut level mata membuat gambar Anda tampak wajar, sama seperti yang akan Anda lihat. Efek perspektif tidak akan terlihat jelas kalau Anda tidak mengubah sudut kamera.
(Kanan)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/30 det., EV+0,7)/ ISO 400/ WB: Daylight
Memotret pada high angle (sudut tinggi)
Saya memiringkan kamera pada sudut yang lebih rendah dari level mata. Perspektif ini berlebihan, karena bagian depan gambar tampak lebih lebar dan bagian gambar yang paling ujung tampak lebih kecil.
Sedikit variasi sederhana pada posisi dan sudut kamera yang menghadap subjek bisa meningkatkan kesan perspektif yang secara signifikan mengubah kesan foto Anda. Seandainya Anda memegang kamera secara naluri atau yang biasa Anda lakukan, Anda cenderung membidik pada sikap tubuh yang nyaman, pada posisi dan sudut level mata. Membidik dengan cara ini akan memotret pemandangan sebagaimana wajarnya, dan membuat foto Anda tampak biasa-biasa saja. Namun demikian, tindakan ini bisa membuat subjek tertentu tampak agak hambar. Apabila Anda memotret, mempelajari sujbek secara menyeluruh supaya Anda bisa mengenali posisi dan sudut terbaik untuk membidiknya.

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin

Read More

Search This Blog

Powered by Blogger.