merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Gajayana Malang yang bergerak di bidang Fotografi

Wednesday, April 11, 2018

Dasar-Dasar Kamera #14: Posisi dan Sudut

Dua elemen yang sangat besar pengaruhnya pada hasil foto Anda adalah posisi dan sudut. Karena keduanya begitu berdampak, maka dengan memvariasikan keduanya akan memastikan bahwa Anda akan dapat memperoleh efek berbeda dalam foto Anda. Berikut ini, kita akan menelaah 3 hal, masing-masing berkenaan dengan posisi dan sudut. 

Posisi: Kedataran Anda memegang kamera
Sudut: Derajat sudut kamera yang menghadap subjek

Hal yang perlu dicatat
- Anda bisa mengubah komposisi foto berdasarkan posisi dan sudut.
- Tentukan posisi sebelum memilih sudut.
Posisi mengacu ke ketinggian kamera secara relatif dari bumi. Memegang kamera pada posisi normal, pada ambang batas mata Anda dikenal sebagai ‘eye-level position’ (posisi level mata), memegang kamera pada posisi yang lebih tinggi dari level mata dirujuk sebagai ‘high position’ (posisi tinggi), dan memegang kamera pada level rendah, misalnya saat Anda jongkok, dikenal sebagai ‘low position’ (posisi rendah).
Sudut mengacu ke derajat arah kamera ke subjek. Memegang kamera pada level horizontal ke subjek dikenal sebagai ‘eye-level angle’ (sudut level mata), memegang kamera menghadap ke bawah dikenal sebagai ‘high angle’ (sudut tinggi), dan memegang kamera menghadap ke atas dikenal sebagai ‘low angle’ (sudut rendah).
Sewaktu Anda memotret, pertama-tama, amati subjek Anda secara menyeluruh sebelum memutuskan posisi pembidikannya. Berikutnya, pikirkan mengenai sudutnya. Dengan memvariasikan secara signifikan posisi dan sudut pemotretan, Anda akan mendapatkan komposisi yang berbeda-beda dari yang mungkin sudah Anda miliki sebelumnya. Untuk menonjolkan kualitas subjek yang paling memikat, Anda perlu mendekatinya dari sudut pandang yang berbeda-beda dan memvariasikan posisi serta sudut pemotretan.

Posisi


High Position (Posisi tinggi)
Pegang kamera pada posisi tinggi dengan mengangkat lengan Anda di atas level mata, atau naik ke posisi yang lebih tinggi dengan bantuan pijakan kaki atau platform. Pada posisi pemotretan ini, Anda dapat menangkap lebih jauh ke latar belakang. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut tinggi, akan menciptakan perspektif yang tegas.

Eye-level position (Posisi level mata)
Ini adalah posisi pemotretan standar pada ketinggian di mana Anda melihat ke viewfinder sambil berdiri. Karena posisi ini menghasilkan foto yang hanya menangkap apa yang Anda lihat, maka akan menyampaikan bidikan gambar yang paling realistis. Namun demikian, hal ini akan terasa monoton apabila semua gambar diambil dari posisi ini.

Low position (Posisi rendah)
Inilah posisi di mana Anda memegang kamera pada posisi yang lebih rendah dari level mata Anda. Karena pada posisi ini bisa menangkap pandangan berbeda dari yang biasanya Anda lihat, maka, akan menghasilkan foto yang sangat bagus dan menawan. Dengan mengombinasikan ini dengan sudut rendah akan memperkuat efek ini.

Sudut


High angle (Sudut tinggi)
Pada Sudut ini, Anda bisa memiringkan kamera ke bawah, menghadap ke subjek yang juga dirujuk sebagai bird’s eye view (pandangan dari udara). Karena sudut ini menangkap subjek secara keseluruhan, maka akan menghasilkan gambar yang deskriptif, yang secara jelas menangkap keadaan di sekeliling seperti yang Anda lihat. Karena posisi pijakan cenderung membentuk latar belakang pada gambar, Anda dapat menyesuaikan pilihan latar belakangnya.

Eye-level angle (Sudut level mata)
Ini adalah sudut pemotretan standar, di mana Anda memegang kamera sama tinggi dengan level mata Anda tanpa memiringkan kamera. Saat Anda memotret pada level mata yang sama seperti subjek, yaitu level yang sama seperti penglihatan normal pada manusia, hasil foto akan tampak wajar dan akrab, serta memiliki kesan stabil.

Low angle (Sudut rendah)
Inilah sudut di mana Anda mengarahkan kamera ke atas pada subjek. Apabila memotret subjek tinggi atau jangkung dari sudut rendah, ini menciptakan kesan kedalaman dan intimidasi, yang memungkinkan Anda menggambarkan kehadiran dan intensitas subjek. Karena langit biasanya membentuk latar belakang, maka akan mudah menyesuaikan komposisi foto.


Konsep Terkait: Perubahan perspektif
 
(Kiri)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/30 det., EV+0,3)/ ISO 160/ WB: Auto
Memotret pada posisi eye-level (level mata)
Pada posisi ini, penahan jembatan tampak lebih pendek dan kehilangan kesan kedalamannya, yang menghasilkan gambar netral dan tidak menyampaikan intensitas yang sangat kuat.
(Kanan)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/40 det., EV+0,3)/ ISO 200/ WB: Auto
Memotret pada low position (posisi rendah)
Ini diambil dari posisi jongkok pada level mata tanpa mengubah sudutnya. Karena pada posisi ini membuat penahan jembatan tampak lebih jauh dari depan ke belakang, ini menyampaikan kesan kedalaman.

(Kiri)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/40 det., EV+0,7)/ ISO 500/ WB: Daylight
Memotret pada eye-level angle (sudut level mata)
Memotret pada sudut level mata membuat gambar Anda tampak wajar, sama seperti yang akan Anda lihat. Efek perspektif tidak akan terlihat jelas kalau Anda tidak mengubah sudut kamera.
(Kanan)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/30 det., EV+0,7)/ ISO 400/ WB: Daylight
Memotret pada high angle (sudut tinggi)
Saya memiringkan kamera pada sudut yang lebih rendah dari level mata. Perspektif ini berlebihan, karena bagian depan gambar tampak lebih lebar dan bagian gambar yang paling ujung tampak lebih kecil.
Sedikit variasi sederhana pada posisi dan sudut kamera yang menghadap subjek bisa meningkatkan kesan perspektif yang secara signifikan mengubah kesan foto Anda. Seandainya Anda memegang kamera secara naluri atau yang biasa Anda lakukan, Anda cenderung membidik pada sikap tubuh yang nyaman, pada posisi dan sudut level mata. Membidik dengan cara ini akan memotret pemandangan sebagaimana wajarnya, dan membuat foto Anda tampak biasa-biasa saja. Namun demikian, tindakan ini bisa membuat subjek tertentu tampak agak hambar. Apabila Anda memotret, mempelajari sujbek secara menyeluruh supaya Anda bisa mengenali posisi dan sudut terbaik untuk membidiknya.

Nantikan artikel terupdate kami selanjutnya yaaa SALAM KREASI FOTOGRAFI !!!

By. Admin

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog

Powered by Blogger.